Adaptasi merupakan cara bagaimana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Makhluk hidup harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar mereka dapat bertahan hidup. Adaptasi adalah cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dalam mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya akan dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Adaptasi makhluk hidup terbagi atas tiga jenis, jenis-jenis adaptasi makhluk hidup antara lain, yaitu:
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang berupa penyesuaian bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya.Burung paruhnya sesuai untuk makan biji-bijian. Burung kolibri, paruhya sesuai untuk mengisap madu dari bunga. Burung pelikan, paruhnya sesuai untuk menangkap ikan. Burung elang, paruhnya sesuai untuk mengoyak daging mangsanya. Burung pelatuk. paruhnya sesuai untuk memahat batang pohon dan menangkap serangga di dalamnya. Adaptasi morfologi pada burung juga dapat dilihat pada macam-macam bentuk kakinya.
Sedangkan pada tumbuhan adaptasi berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan menjadi sebagai berikut.
Adaptasi fisiologi adalah adaptasi yang meliputi penyesuaian fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak.Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivor (pemakan hewan lain). herbivor memakan tumbuhan), serta omnivor (pemakan daging dan turnbuhan). Penyesuaian hewan-hewan tersebut terhadap jenis makanannya. antara lain terdapat pada ukuran (panjang) usus dan enzim pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai sel-sel berdinding sel keras, rata-rata usus herbivor lebih panjang daripada usus karnivor.
Sedangkan adaptasi fisiologi pada tumbuhan antara lain sebagai berikut. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai bunga yang berbau khas. Tumbuhan tertentu menghasilkan zat khusus yang dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivor. Misalnya. semak azalea di Jepang menghasilkan bahan kimia beracun sehingga rusa tidak memakan daunnya.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah adaptasi berupa penyesuaian tingkah laku makhluk hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungannya.. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara, bunglon merubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi.
Sedangkan pada tumbuhan adaptasi tingkahlaku dilakukan dengan cara pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean akan mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah. Pada musim kemarau. tumbuhan tropofit, misalnya pohon jati dan randu, menggugurkan daunnya.
Tujuan adaptasi pada hewan
Untuk dapat bertahan hidup hewan beradaptasi dengan lingkungannya agar mereka dapat bertahan hidup. Adaptasi pada hewan digunakan untuk melindungi diri dari musuhnya dan untuk mencari makanan yang mereka butuhkan. Berikut ini beberapa contoh adaptasi hewan.
Berikut ini video tentang adaptasi pada hewan.
1. Melindungi Diri dari Musuh
Hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya antara lain untuk melidungi diri dari musuh-musuhnya. Beberapa bentuk adaptasi hewan ini antara lain sebagai berikut.
Burung memiliki bentuk paruh yang berbeda-beda. Perbedaan paruh tersebut disesuaikan dengan makananya. Berikut ini beberapa bentuk paruh burung.
Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk kaki sesuai dengan cara memperoleh makananya. Berikut ini beberapa bentuk kaki burung.
Selain bentuk paruh dan bentuk kaki, beberapa hewan serangga memiliki mulut yang berbeda sesuai dengan makanannya. yaitu mulut penghisap, penusuk, pengigit, dan pengunyah.
Tujuan Adaptasi Pada Tumbuhan
Tumbuhan juga melakukan adaptasi terhadap lingkungannya, untuk dapat bertahan hidup. Berikut ini beberapa contoh tujuan adaptasi hewan dan tumbuhan.
Adaptasi makhluk hidup terbagi atas tiga jenis, jenis-jenis adaptasi makhluk hidup antara lain, yaitu:
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang berupa penyesuaian bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya.Burung paruhnya sesuai untuk makan biji-bijian. Burung kolibri, paruhya sesuai untuk mengisap madu dari bunga. Burung pelikan, paruhnya sesuai untuk menangkap ikan. Burung elang, paruhnya sesuai untuk mengoyak daging mangsanya. Burung pelatuk. paruhnya sesuai untuk memahat batang pohon dan menangkap serangga di dalamnya. Adaptasi morfologi pada burung juga dapat dilihat pada macam-macam bentuk kakinya.
Sedangkan pada tumbuhan adaptasi berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan menjadi sebagai berikut.
- Xeroflt, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering, contohnya kaktus. Cara adaptasi xerofit. antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri), batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan berakar panjang sehingga berjangkauan sangat luas.
- Hidrofit. yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair, contohnya teratai. Cara adaptasi hidrofit, antara lain berdaun lebar dan tipis, serta mempunyai banyak stomata.
- Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan lembap, contohnya tumbuhan paku dan lumut.
Adaptasi fisiologi adalah adaptasi yang meliputi penyesuaian fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak.Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivor (pemakan hewan lain). herbivor memakan tumbuhan), serta omnivor (pemakan daging dan turnbuhan). Penyesuaian hewan-hewan tersebut terhadap jenis makanannya. antara lain terdapat pada ukuran (panjang) usus dan enzim pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai sel-sel berdinding sel keras, rata-rata usus herbivor lebih panjang daripada usus karnivor.
Sedangkan adaptasi fisiologi pada tumbuhan antara lain sebagai berikut. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai bunga yang berbau khas. Tumbuhan tertentu menghasilkan zat khusus yang dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivor. Misalnya. semak azalea di Jepang menghasilkan bahan kimia beracun sehingga rusa tidak memakan daunnya.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah adaptasi berupa penyesuaian tingkah laku makhluk hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungannya.. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara, bunglon merubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi.
Sedangkan pada tumbuhan adaptasi tingkahlaku dilakukan dengan cara pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean akan mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah. Pada musim kemarau. tumbuhan tropofit, misalnya pohon jati dan randu, menggugurkan daunnya.
Tujuan adaptasi pada hewan
Untuk dapat bertahan hidup hewan beradaptasi dengan lingkungannya agar mereka dapat bertahan hidup. Adaptasi pada hewan digunakan untuk melindungi diri dari musuhnya dan untuk mencari makanan yang mereka butuhkan. Berikut ini beberapa contoh adaptasi hewan.
Berikut ini video tentang adaptasi pada hewan.
1. Melindungi Diri dari Musuh
Hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya antara lain untuk melidungi diri dari musuh-musuhnya. Beberapa bentuk adaptasi hewan ini antara lain sebagai berikut.
- Landak memiliki kulit berduri dan kaku yang berfungsi untuk melindungi diri dari musuhnya. Saat terancam bahaya landak akan mengembangkan durinya. Musuh akan terkena duri tersebut ketika menyerang landak.
- Cecak dan kadal memutuskan ekornya. Cecak dan kadal dapat memutuskan ujung ekornya untuk mengelabui musuh. Jika ada pemangsa menyerang, kedua hewan tersebut segera memutuskan ekornya. Pada saat perhatian pemangsa tertuju pada ujung ekor yang bergerak-gerak, cecaka atau kadal akan melarikan diri menjauhi pemangsanya.
- Kalajengking, lebah, dan kelabang mempunyai alat sengat. Sengat ini digunakan untuk melukai musuh saat hewan tersebut diserang atau terancam bahaya.
- Bunglon mengubah warna tubuhnya. Bunglon mampu mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna lingkungannya. Dengan demikian bunglon dapat menyamarkan dirinya sehingga dapat terhindar dari serangan pemangsa.
- Belalang daun hidup pada tumbuhan yang bentuk dan warna daunnya mirip dengan tubuh belalang daun. Dari bentuk dan warna daun tumbuhan itulah makanya belalang daun mengadakan penyamaran sehingga sulit dikenali.
Burung memiliki bentuk paruh yang berbeda-beda. Perbedaan paruh tersebut disesuaikan dengan makananya. Berikut ini beberapa bentuk paruh burung.
- Paruh bebek seperti sudu/dayung untuk mempermudah mencari makanan di lumpur.
- Paruh burung pipit pendek dan kuat untuk makanan berupa biji-bijian.
- Paruh burung elang besar dan runcing untuk mengoyak makananya yang berupa daging.
- Paruh ayam berbentuk kecil, pendek, dan runcing untuk mematuk biji-bijian maupun hewan kecil.
- Paruh burung colibri berbentuk kecil, panjang, dan runcing untuk menghisap madu.
- Paruh burung pelikan besar dan berbentuk seperti kantung untuk menangkap makanannya berupa ikan.
- Paruh burung pelatuk kuat dan runcing untuk memahat kayu pohon dan menangkap mangsanya.
Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk kaki sesuai dengan cara memperoleh makananya. Berikut ini beberapa bentuk kaki burung.
- Kaki bebek mempunyai selaput renang diantara jari kakinya. Kaki tersebut untuk berjalan di lumpur atau membantu saat berenang.
- Kaki burung pipit mempunyai jari-jari yang panjang, terletak dalam bidang datar, dan berfungsi untuk untuh hinggap pada ranting-ranting pohon.
- Kaki ayam panjang dan tegak untuk berjalan di darat dan mengai makanan di tanah.
- Kaki burung elang pendek dan bercakar tajam berfungsi untuk mencengkeram mangsanya.
- Kaki burung Kakaktua mempunyai dua buah jari yang mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang berfungsi untuk memanjat.
- Bentuk kaki burung pelatuk mempunyai dua jari mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang untuk memanjat.
Selain bentuk paruh dan bentuk kaki, beberapa hewan serangga memiliki mulut yang berbeda sesuai dengan makanannya. yaitu mulut penghisap, penusuk, pengigit, dan pengunyah.
- Mulut kupu-kupu mempunyai alat pengisap. Kupu-kupu menggunakan mulut ini untuk mengisap sari madu (nektar) pada bunga.
- Nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan pengisap. Mulut ini dapat mengisap makanan berupa darah manusia atau hewan. Mulut nyamuk berbentuk tabung panjang dan tajam (runcing). Bentuk mulut seperti ini untuk menusuk kulit manusia atau hewan.
- Jangkrik mempunyai bentuk mulut penggigit dan pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi kecil untuk mengunyah makanan yang berupa daun.
- Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini mirip spons (gabus). Alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berupa cairan.
Tujuan Adaptasi Pada Tumbuhan
Tumbuhan juga melakukan adaptasi terhadap lingkungannya, untuk dapat bertahan hidup. Berikut ini beberapa contoh tujuan adaptasi hewan dan tumbuhan.
- Mengurangi penguapan, pohon jati dan mahoni mengugurkan daunya di musim kemarau, daun akan muncul kembali ketika musim hujan tiba. Kaktus memiliki daun yang berbentuk duri untuk mengurangi penguapan, dan teratai memiliki daun tipis dan lebar untuk mempercepat penguapan karena teratai hidup di air.
- Mengapung di perairan, teratai dan eceng gondok memiliki batang berongga agar dapat mengapung di air.
- Menyimpan air, kaktus memiliki batang berdaging dan berkulit tebal untuk menyimpan air. Karena kaktus biasanya hidup di daerah yang kering (gurun).
- Menjaga keseimbangan agar tidak terbalik. Eceng gondok memiliki akar serabut yang sangat lebat berguna untuk menjaga keseimbangan agar tidak terbalik.
- Mengambil oksigen saat terjadi pasang surut. Bakau memiliki akar napas yang memanjang dan menjulang di permukaan. Dengan bentuk akar ini tanaman bakau tetapdapat mengambil oksigen dari udara saat terjadi pasang surut dan bertahan dari terpaan ombak.