Berdasarkan struktur penyusunnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu kalimat kompleks dan kalimat simpleks. Struktur kalimat terdiri atas unsur-unsur atau pembentuk kalimat yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan biasanya juga ditambah dengan Keterangan (K), ataupun Pelengkap (P). Dalam tulisan ini hanya akan membahas mengenai kalimat kompleks saja.
Kalimat kompleks memiliki lebih dari satu verba utama atau predikat karena memiliki dua aksi, kejadian, atau peristiwa. Kedua struktur tersebut biasanya dipisahkan oleh tanda koma (,), kata penghubung atau konjungsi, atau bahkan tidak memiliki tanda atau konjungsi sama sekali.
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dengan struktur yang lain dihubungkan dengan konjungsi atau tanda baca titik koma. Kalimat kompleks terbagi dua, yaitu sebagai berikut.
A. Kalimat Kompleks Parataktik
Kalimat kompleks parataktik adalah kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna. Kalimat kompleks parataktik juga sering disebut kalimat majemuk setara. Kalimat kompleks ini ditandai dengan konjungsi yang menyatakan hubungan berikut.
Contoh :
B. Kalimat Kompleks Hipotaktik
Kalimat kompleks hipotaktik adalah kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif dan tidak sejajar dengan makna. Kalimat kompleks hipoktatik sering juga disebut kalimat majemuk bertingkat. Kalimat kompleks ini ditandai dengan konjungsi yang menyatakan hubungan berikut.
Contoh :
C. Perbedaan Kalimat Simpleks dan Kalimat Kompleks
Kalimat simpleks dan kalimat kompleks tentunya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Secara umum perbedaan kalimat simpleks dan kalimat kompleks itu terletak pada struktur kalimat, verba, dan konjungsi yang terdapat dalam sebuah kalimat seperti pada tabel di bawah ini.
Kalimat kompleks memiliki lebih dari satu verba utama atau predikat karena memiliki dua aksi, kejadian, atau peristiwa. Kedua struktur tersebut biasanya dipisahkan oleh tanda koma (,), kata penghubung atau konjungsi, atau bahkan tidak memiliki tanda atau konjungsi sama sekali.
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dengan struktur yang lain dihubungkan dengan konjungsi atau tanda baca titik koma. Kalimat kompleks terbagi dua, yaitu sebagai berikut.
A. Kalimat Kompleks Parataktik
Kalimat kompleks parataktik adalah kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna. Kalimat kompleks parataktik juga sering disebut kalimat majemuk setara. Kalimat kompleks ini ditandai dengan konjungsi yang menyatakan hubungan berikut.
- Penggabungan: serta, dan, lalu, lagi, lagipula.
- Pemilihan: atau.
- Pertentangan: sedangkan, tetapi, melainkan.
- Penguatan: bahkan, juga, apalagi.
Contoh :
- Panjang burung ini berukuran antara 20 – 30 cm dan berat antara 700 –900 gram.
- Awalnya dia membohongiku, lalu ia berani membohongi orang tuanya sendiri.
- Saras memberi makan hamsternya, kemudian ia juga membawanya ke salon hewan.
- Awaludin selalu semangat membantu ayahnya sedangkan adiknya selalu bermain.
- Burung merpati memiliki warna bermacam-macam, seperti coklat, putih, hitam, atau perpaduan dari beberapa warna tersebut.
- Populasi burung merpati di Indonesia sangatlah besar, tetapi kebanyakan burung merpati di Indonesia adalah peliharaan.
- Kami tidak berhasil merampas kuda itu, bahkan nyaris tewas kalau kami tidak melarikan diri
- Kamu saja yang lulusan SMA tidak tahu, apalagi saya yang cuma tamatan SD.
B. Kalimat Kompleks Hipotaktik
Kalimat kompleks hipotaktik adalah kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif dan tidak sejajar dengan makna. Kalimat kompleks hipoktatik sering juga disebut kalimat majemuk bertingkat. Kalimat kompleks ini ditandai dengan konjungsi yang menyatakan hubungan berikut.
- Waktu (temporal): tatkala, ketika, waktu, sesudah, setelah, sebelum, sementara, sewaktu, sejak, semenjak, seketika.
- Tujuan (fi nal): biar,untuk, supaya, agar.
- Syarat (kondisional): apabila, asal, asalkan, jika, jikalau, bilamana
- Perlawanan (konsesif ): maupun, meskipun, bagaimanapun, walaupun, kalaupun, kendatipun, andaipun, adapun, ataupun, biarpun, sungguhpun, sekalipun.
- Sebab-akibat: karena, sehingga, sebab.
Ia | membeli | sepeda motor | karena | dia | memiliki | uang |
S | P (verba) | O | Konj. | S | P (Verba) | O |
- Burung merpati adalah salah satu hewan tersukses di dunia karena burung jenis ini ditemui di seluruh belahan dunia kecuali Antartika.
- Merpati memiliki semacam sensor dalam hidungnya yang digunakan untuk mengenali bau rumahnya.
- Wawan membuat kerajinan tangan dari kertas koran sejak ia suka membuka youtube.
- Bagas akan pergi ke Belanda jika uang yang ia miliki mencukupi liburan nanti.
- Ayah selalu bekerja keras agar dia dapat membahagiakan istri dan anaknya.
- Kamu akan menjadi anak yang cerdas, apabila kamu selalu belajar dengan giat.
C. Perbedaan Kalimat Simpleks dan Kalimat Kompleks
Kalimat simpleks dan kalimat kompleks tentunya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Secara umum perbedaan kalimat simpleks dan kalimat kompleks itu terletak pada struktur kalimat, verba, dan konjungsi yang terdapat dalam sebuah kalimat seperti pada tabel di bawah ini.
Kalimat Simpleks | Kalimat Kompleks |
---|---|
Kalimat Simpleks mempunyai 1 verba utama dalam 1 kalimat | Kalimat kompleks mempunyai minimal 2 verba utama dalam 1 kalimat |
Kalimat simpleks mempunyai 1 unsur inti (S-P) | Kalimat kompleks mempunyai minimal 2 unsur inti. |
Kalimat simpleks mempunyai 1 klausa | Kalimat kompleks mempunyai minimal 2 klausa |
Kalimat simpleks polanya sederhana | Kalimat kompleks polanya lebih beragam |