Senin, 27 April 2020

INFORMASI TENTANG TANAMAN KOPI EKSELSA


Kopi Ekselsa ditemukan pertamakali oleh A. Chevalier pada tahun 1905 di Afrika Barat, di sekitar Sungai Char, dekat Danau Chad. Kopi Ekselsa sangat mirip dengan Kopi Liberica. Kopi Ekselsa tidak terlalu peka terhadap penyakit HV seperti halnya Kopi Arabika. Kopi Jenis ini sangat cocok dibudidayakan di dataran rendah yang basah karena memang daya tahan hidup kopi ini sangat kuat.

Kopi Ekselsa memiliki daun bulat dengan pinggiran agak halus, daun yang masih muda akan berwarna ungu agak merah terbakar sebelum akhirnya beralih ke warna hijau setelah usia tua, meski demikian beberapa daun masih menampakkan aksen ungu. Kopi ini berbatang kekar dan mampu mencapai 9 meter dengan cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang yang tua. Kopi jenis Ekselsa memang tidak terlalu populer dunia, namun sangat populer di Filipina. Kopi ini memiliki karakter rasa yang pahit.

Kopi Ekselsa memiliki daun bulat dengan pinggiran agak halus, daun yang masih muda akan berwarna ungu agak merah terbakar sebelum akhirnya beralih ke warna hijau setelah usia tua, meski demikian beberapa daun masih menampakkan aksen ungu. Kopi ini berbatang kekar dan mampu mencapai 9 meter dengan cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang yang tua. 

Jenis kopi excelsa sangat mirip dengan kopi liberika. Kopi yang berasal dari Afrika Barat ini ditemukan oleh A. Chevalier pada tahun 1905. Pertama kali dijumpai di sekitar Sungai Char, dekat Danau Chad.


Kopi Ekselsa memiliki daun bulat dengan pinggiran agak halus, daun yang masih muda akan berwarna ungu agak merah terbakar sebelum akhirnya beralih ke warna hijau setelah usia tua, meski demikian beberapa daun masih menampakkan aksen ungu. Kopi ini berbatang kekar dan mampu mencapai 9 meter dengan cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang yang tua. Kopi jenis Excelsa memang tidak terlalu populer dunia, namun sangat populer di Filipina.

Kopi Jenis ini sangat cocok dibudidayakan di dataran rendah yang basah karena memang daya tahan hidup kopi ini sangat kuat. Kopi ini merupakan jenis kopi yang relatif mudah dalam pembudidayaannya, karena tidak rentan terhadap serang penyakit dan kopi ini dapat juga ditanam di atas lahan gambut. Cukup dalam kurun waktu 3,5 tahun, tanaman kopi ini sudah mampu memproduksi butir kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar.

Di Indonesia kopi jenis Ekselsa (Excelsa coffee) sangat jarang dibudidayakan oleh masyarakat. Namun tidak sama halnya dengan masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat – JAMBI, para petani disana telah membudidayakannya sejak 50 tahun yang lalu. Dalam segi harga memang kopi ini jauh dibawah harga kopi arabika, meskipun demikian adakalanya harga kopi ekselsa lebih mahal dari harga kopi Robusta.


Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit. Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia. Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain : mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan cenderung berbuah sepanjang tahun, mudah dibudidayakan, dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit.